Pada
suatu sore yang cerah, salah satu sahabat berkunjung ke kantor kami.
Sahabat kami ini sudah berkeluarga dan memiliki dua orang putra, yang
paling kecil bersekolah di TK dan si sulung berusia 8 tahun. Bisa
dikatakan, sahabat kami ini memiliki kisah hidup yang dapat memotivasi
perempuan lain, terutama sahabat Vemale yang memakai jilbab.
Sejak berusia 12 tahun, sahabat
kami ini memutuskan untuk memakai jilbab, dengan kesadaran dari
hatinya, tanpa paksaan dari orang tua. "Waktu itu jilbab masih menjadi
sesuatu yang asing, hanya dipakai oleh para santri, tidak seperti
sekarang," ujarnya sambil tersenyum.
Tiba saatnya ketika dia
harus menempuh kuliah, sahabat kami memilih Inggris sebagai tempat
melanjutkan kuliah, mengambil jurusan psikologi. Tidak sulit untuk
mendapatkan beasiswa, karena sahabat kami ini memang cerdas. Semua
berjalan lancar, hingga terjadi peristiwa 11 September 2001.
"Ada perubahan tentu saja, pandangan warga dunia pada Islam mengalami
pergeseran, memang tidak semua, tetapi waktu itu saya mendapat
imbasnya," lanjut sahabat kami. "Seringkali orang-orang menatap saya
dengan pandangan aneh, sampai ada yang bertanya, 'kenapa tidak kau lepas
saja jilbabmu?' saya hanya tersenyum dan mengatakan bahwa inilah
pilihan saya. Apapun pandangan orang lain, saya tetap bertahan hingga
kuliah saya selesai dan kembali ke Indonesia,"
Saat itu sahabat
kami mendapat banyak tawaran pekerjaan, ada satu perusahaan yang sesuai
dengan keahliannya di bidang psikologi dan memberi gaji yang sangat
besar. Tetapi.. perusahaan tersebut tidak menerima karyawati yang
memakai jilbab, dengan kata lain, sahabat kami harus melepas jilbab dan
dia akan langsung diterima.
"Jujur, saat itu saya bimbang.
Apalagi pada saat yang sama, ibu saya sakit dan membutuhkan biaya yang
tidak sedikit," Sahabat kami melanjutkan, "Ketika dunia menawarkan
materi berlimpah, saya tetap mempertahankan apa yang akan saya
pertanggungjawabkan kelak, saya tidak mau melepas jilbab. Saya yakin
akan ada jalan lain yang memudahkan saya,"
Dan benar saja, tak
lebih dari satu bulan setelah sahabat kami menolak pekerjaan yang
mengharuskannya membuka jilbab, dia mendapat pekerjaan di sebuah yayasan
yang mengelola sebuah sekolah. "Memang, gajinya tak sebesar seperti
yang dijanjikan perusahaan sebelumnya, tetapi ada kepuasan batin saat
saya bisa menerapkan ilmu saya tanpa meninggalkan apa yang seharusnya
saya kenakan,"
Hingga saat ini, sahabat kami tetap setia
memakai jilbabnya. "Jangan takut dengan anggapan bahwa jilbab bisa
menghalangi rejeki seseorang, yakin saja dengan apa yang sudah kamu
putuskan dan fokus. Dengan sikap pantang menyerah, tekun dan doa,
percayalah, semua akan dimudahkan, rejeki akan datang dari pintu
manapun." tutup sahabat kami.